Foto: Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Cilegon, Fathurrohman, S.Si bersama dengan Kepala SMPN 9 Kota Cilegon, Muntahanah, S.Pd., MM., melaksanakan kegiatan Kesiapsiagaan Bencana pada acara MPLS di SMPN 9 Kota Cilegon, pada Rabu (17 Juli 2024).
CILEGON – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon berpartisipasi pada kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Kota Cilegon, yaitu pada SMPN 9 Cilegon dan SMPIT Alkhairiyah Cilegon pada Rabu, 17 Juli 2024.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Cilegon, Fathurrohman, S.Si mengatakan bahwa kegiatan MPLS ini dapat menjadi wadah dalam memberikan sosialisasi dan edukasi kebencanaan, mengingat SMPN 9 Kota Cilegon berada dalam ancaman yang sangat kompleks, di antaranya adalah gempa, tsunami dan kegagalan teknologi. Oleh karena itu, BPBD Kota Cilegon sangat mengapresiasi kepada sekolah SMPN 9 Cilegon dan juga kepada sekolah-sekolah lainnya di Kota Cilegon yang juga melaksanakan sosialisasi dan edukasi kebencanaan pada kegiatan MPLS, seperti pada SMP Cilegon Islamic School Ciwedus.
Dengan mpertimbangkan banyaknya ancaman, pendidikan kebencanaan menjadi salah satu prioritas penting penanggulangan bencana terutama dalam upaya mitigasi bencana. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden RI, dimana pendidikan kebencanaan di Indonesia merupakan salah satu dari prioritas utama untuk penanggulangan bencana di tahun 2019. Harapannya, melalui pendidikan kebencanaan yang dilaksanakan dapat mengubah kesadaran dan menguatkan karakter penerus bangsa yang tangguh terhadap bencana.
“Pengetahuan tentang kebencanaan sangat penting bagi anak-anak dan generasi muda, karena merupakan bagian dari masa depan bangsa Indonesia. Selain itu, anak-anak dapat menularkan pendidikan kebencanaan dan dapat menjadi agen perubahan di keluarga”. Ujar Fathurrohman, S.Si.
Kepala SMPN 9 Kota Cilegon, Muntahanah, S.Pd., MM., menyampaikan bahwa kegiatan MPLS ini dulunya dikenal sebagai Masa Orientasi Siswa (MOS), yaitu kegiatan yang dilakukan oleh siswa baru saat pertama kali masuk sekolah. Setiap sekolah menggunakan metode ini untuk memperkenalkan berbagai hal tentang sekolah, di antaranya yaitu pengenalan terhadap lingkungan fisik sekolah, lingkungan non-fisik seperti kenalan dengan sesama siswa, senior, guru, dan orang-orang penting dalam lingkungan sekolah. Dikarenakan, SMPN 9 berada dalam kawasan rawan bencana, maka pihak sekolah menganggap bahwa para siswa perlu diberikan sosialisasi, edukasi serta simulasi bencana, terutama gempa, tsunami dan kegagalan teknologi. Mengingat SMPN 9 Kota Cilegon berada di dalam ancaman bahaya, tepatnya berada dekat dengan lempeng indo australia, dan berhadapan dengan gunung anak krakatau, tidak jauh dari laut dan di lingkup oleh industri kimia. Harapannya setelah mendapatkan sosialisasi dan edukasi ini, siswa dan siswi dapat lebih memahami potensi ancaman bencana dan dapat lebih siaga jika terjadi bencana.
Selanjutnya, ketua panitia pelaksana kegiatan, Bapak Khotib menyampaikan bahwa ada tiga aspek/pilar yang menjadi target dari program penguatan pendidikan kebencanaan di sekolah smpn 9 kota cilegon ini, yaitu:
Sehingga, menjadi pendekatan dalam program pendidikan kebencanaan di sini, ucapnya.
Tanggal Berita: 18-07-2024