Foto: Ade Rahmat Setiana, SH., Kabid SDIB BPBD Kota Cilegon dalam Acara Rapat Koordinasi Teknis Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Fasilitasi Penguatan Ketangguhan Masyarakat Wilayah 1 di Mercure Tangerang Center pada Rabu-Jum’at (12-14 Juni 2024).
CILEGON – Ade Rahmat Setiana, SH., Kepala Bidang Sistem Dasar dan Informasi Bencana (SDIB) sebagai perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon mengikuti acara Rapat Koordinasi Teknis Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Fasilitasi Penguatan Ketangguhan Masyarakat Wilayah 1 yang berlangsung di Mercure Tangeran Center pada Rabu-Jum’at (12-14 Juni 2024).
Rapat koordinasi teknis ini dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bersama Bank Dunia melalui Indonesia Disaster Resilience Initiative Project (IDRIP) yang dimana program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami. Kegiatan ini dihadiri oleh pejabat/pegawai BPBD dari wilayah 1, yaitu Provinsi Banten, Provinsi Lampung, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Sumatera Barat, serta pihak dari Tenaga Ahli.
Dalam pemaparannya, Ade Rahmat Setiana, SH., Kabid SDIB BPBD Kota Cilegon memaparkan mengenai progres dari 6 Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) di Kota Cilegon yang dibentuk oleh BNPB melalui IDRIP, di antaranya yaitu di Kelurahan Lebak Gede, Tamansari, Mekarsari, Gerem, Kubangsari, dan Tegalratu. “Sampai dengan minggu ke-2 di bulan Juni ini, keenam Destana pada Kelurahan tersebut telah menuntaskan dokumen Rencana Aksi Komunitas dan Peta Evakuasi, hingga sudah melaksanakan simulasi tanggap darurat bencana gempa bumi dan tsunami di masing-masing Kelurahan tersebut”. Ujarnya.
Peran BPBD Kota Cilegon sendiri adalah memantau progres kegiatan Destana setiap bulannya melalui Fasilitator Kota (Faskot) Destana, mengikutsertakan Faskot dan Fasilitator Desa (Fasdes), serta perwakilan unsur Destana pada kegiatan-kegiatan BPBD Kota Cilegon, menghadiri dan mengevakuasi kegiatan simulasi tanggap darurat bencana gempa bumi dan tsunami di masing-masing Kelurahan. Selain ini juga mengusulkan perencanaan program kegiatan Destana pada ahun 2024 dan 2025 pada APBD Kota Cilegon.
Rencana tindak lanjut saat ini adalah BPBD Kota Cilegon mengusulkan kepada BNPB melalui IDRIP dapat melanjutkan program Destana ini pada wilayah Kelurahan lainnya yang dimana memiliki kelas bahaya tinggi, khususnya di wilayah Kecamatan Citangkil, dikarenakan di dalam dokumen KRB tercantum bahwa jumlah potensi penduduk yang terpapar bencana tsunami dan kelompok rentan, serta potensi kerugian sangat tinggi dibandingkan wilayah Kecamatan lainnya. Kemudian juga terdapat 4 Kelurahan yang berbatasan langsung dengan 6 Kelurahan pada program Destana IDRIP BNPB yang memiliki potensi tinggi bahaya bencana tsunami yang belum mendapatkan pelatihan Destana, yaitu Kelurahan Suralaya, Rawa Arum, Gunung Sugih dan Kepuh.
Selain memiliki potensi tinggi bahaya tsunami, Kota Cilegon juga sebagai salah satu kota industri terbesar juga memiliki potensi tinggi bahaya kegagalan teknologi industri. Hal ini dapat menjadi salah satu pertimbangan BNPB untuk dapat menambahkan spesifikasi di dalam tas siaga bencana, seperti moncong babi dan sebagainya kepada personil BPBD dan Destana Kota Cilegon.
Tanggal Berita: 19-06-2024